Setelah kegiatan pembelajaran 2 ini diharapkan, siswa dapat:
- Mengidentifikasi teknik dan proses pengolahan/pengawetan
- Mengidentifikasi jenis dan kegunaan bahan kemas
B. Uraian Materi
Pada saat proses pengawetan bahan makanan hewani diperlukan teknik dan proses pengggolahan. Agar bahan makanan awetan hewani lebih tahan lama dipengaruhi oleh jenis dan proses pengemasan.
1. Teknik Pengolahan/Pengawetan
Upaya untuk mengawetkan makanan dilakukan dengan berbagai cara baik diolah menjadi makanan baru, menggunakan teknik penyimpanan, proses fisik maupun kimia. Pertama kita akan membahas 2 teknik utama dalam pengawetan berikut: Proses makanan awetan dari bahan hewani berdasarkan garis besar cara pengawetan:
a. Pengawetan Secara Fisik
1) Pengeringan
Teknik pengeringan merupakan proses untuk mengeluarkan atau menguapkan sebagian besar air yang di kandung melalui penggunaan energi panas. Kandungan air didalam bahan dikurangi sampai batas dimana mikroorganisme tidak dapat tumbuh lagi di dalamya.
Dalam proses pengeringan bahan akan menjadi lebih awet dan volume bahan menjadi lebih kecil. Akan tetapi tidak efektif untuk bahan yang mengandung gugus fungsional seperti vitamin dan protein.
2) Pengawetan Suhu Rendah
Teknik pendinginan adalah penyimpanan bahan pangan di atas suhu pembekuan. Sedangkan pengawetan dengan pembekuan adalah penyimpanan bahan pangan dalam keadaan beku. Dengan pendinginan dapat mengawetkan bahan makanan selama beberapa hari atau minggu tergantung pada macam bahan panganya. Sedangkan pembekuan dapat mengawetkan bahan makanan sekitar beberapa bulan atau bahkan beberapa tahun. Cara Pendinginan atau Pembekuan masing-masing memiliki pengaruh berbeda terhadap rasa, tekstur, nilai gizi, dan sifat-sifat lainya. Beberapa bahan makanan akan rusak pada suhu yang terlalu rendah.
3) Pengemasan
Cara Pengemasan merupakan proses pengolahan makanan yang berfungsi untuk pengawetan makanan, mencegah kerusakan mekanis, perubahan kadar air. Perkembangan dalam pengemasan sangat pesat baik pengemas palstik, kayu, karton, gelas dan metal. Berbagai bahan kemasan seperti tetaprak, tetabrik, tetraking merupakan teknologi baru bagi berbagai aneka jus serta produk cair lainnya. Sterilisasi bahan kemasan dilakukan dengan pemberian cairan atau uap hydrogen peroksida dan sinar UV atau radiasi gama.
4) Pengaraman
Proses pengaraman bisaanya di gunakan untuk mengawetkan ikan dan telur. Pengawetan makanan menggunakan garam biasanya dinamakan pengasinan dimana mengawetkan makanan dengan cara menambahkan garam pada bahan makanan. Kadar garam yang tinggi akan menghambat mikroorganisme yang membuat makanan cepat busuk.
5) Pengasapan
Proses pengasapan bisanya untuk mengawetkan jenis ikan
6) Penambahan Bahan Pengawet lain
Pengawetan makanan juga dapat dilakukan dengan cara menambahkan bahan pengawet seperti enzim paparin, enzim bromelin, asam sitrat dan bahan lainnya. Namun penggunaan bahan pengawet harus menggunakan bahan yang aman untuk makanan
2. Proses Pengolahan/Pengawetan
Saat ini memang terdapat cukup banyak cara untuk mengawetkan makanan, baik itu dengan cara sederhana atupun dengan cara modern. Pengawetan makanan ditujukan agar makanan yang bersangkutan dapat bertahan lebih lama. Kurang lebih terdapat 6 cara pengawetan makanan yang sampai saat ini diterapkan di seluruh belahan dunia, yakni pendinginan, pengasapan, pengalengan, pengeringan, pemanisan, dan pengasinan. Cara-cara tersebut juga masih diterapkan di Indonesia karena memang telah terbukti mampu mengawetkan makanan hingga berbulan-bulan, kecuali cara pengalengan yang memang telah ditambahkan zat pengawet sehingga dapat bertahan bertahun-tahun.
Berikut di bawah ini adalah 5 cara pengawetan makanan:
a. Pendinginan
Cara ini sangat dikenal oleh masyarakat umum, baik itu masyarakat desa maupun kota. Cara mengawetkan makanan dengan pendinginan ini sangat mudah dilakukan, cukup dengan menaruh makanan yang ingin anda awetkan pada suhu yang sangat rendah, mulai dari -4 derajat celcius sampai 0 derajat celcius. Makanan yang biasa diawetkan dengan cara ini adalah sayur, daging, telur, buah-buahan, ikan, dan lain-lain.
b. Pengasapan
Cara mengawetkan dengan pengasapan dilakukan dengan menaruh makanan di dalam sebuah tempat yang kemudian akan diasapi dari bawah. Mengawetkan makanan dengan cara seperti ini sebenarnya belum mampu membuat makanan benar-benar awet dalam jangka waktu yang lama karena pada umumnya cara ini masih harus dipadukan dengan pengasinan dan pengeringan.
c. Pengalengan
Cara yang satu ini menggabungkan antara teknik kimia dan juga fisika. Teknik kimia karena biasanya diperlukan sejumlah zat pengawet yang harus dicampurkan ke dalam makanan dan teknik fisika karena makanan tersebut nantinya akan dimasukkan ke dalam kaleng hampa udara. Zat pengawet yang digunakan biasanya mengandung garam, asam, ataupun gula dan disimpan ke dalam kaleng yang terbuat dari alumunium. Makanan yang biasanya diawetkan dengan cara pengalengan adalah sayur, buah, ikan, daging, susu, kopi, teh, dan lain-lain.
d. Pengeringan/ pengaraman
Cara pengeringan dilakukan dengan menjemur ataupun memanaskan makanan yang ingin diawetkan. Teknik ini memiliki prinsip bahwa mikroorganisme yang menyebabkan pembusukan sangat menyukai tempat yang lembab, basah, dan memiliki kadar air. Oleh sebab itu, dengan teknik pengeringan, maka diharapkan makanan akan benar-benar kering dan mikroorganisme mati, sehingga tidak terjadi pembusukan.
3. Jenis dan Kegunaan Bahan Kemas
Kemasan makanan berfungsi menjaga agar produk tetap bersih dan awet, mudah dikonsumsi dan mudah didistribusikan. Kemasan yang melekat pada produk disebut sebagai kemasan primer. Kemasan sekunder berisi beberapa kemasan primer yang berisi produk. Kemasan untuk distribusi disebut kemasan tersier. Kemasan untuk produk makanan awetan setengah jadi berbeda dengan produk makanan awetan jadi yang siap dikonsumsi. Pada produk makanan proses pengemasan berkaitan erat dengan proses pengolahan produk. Pengemasan berperan penting dalam menentukan keawetan produk makanan yang dikemasnya. Kemasan makanan mempunyai tujuan melindungi produk dari pengaruh lingkungan seperti uap air, dan mikroorganisma. Kemasan juga berfungsi melindungi produk makanan dari benturan yang dapat menyebabkan kerusakan pada bentuk dan isi kemasan.
Kemasan yang bersentuhan langsung dengan produk makanan disebut kemasan primer. Kemasan juga berfungsi untuk penanganan (memudahkan penanganan produk), distribusi, memberikan informasi dan menjadi daya tarik bagi pembeli. Pada kemasan, harus dicantumkan keterangan dan informasi teknis tentang produk makanan yang ada di dalamnya, seperti berat bersih, kandungan bahan dan keterangan kadaluarsa. Keterangan ini biasanya dicantumkan di kemasan sekunder. Kemasan sekunder adalah kemasan yang tidak bersentuhan langsung dengan produk makanan, melainkan digunakan pada bagian luar kemasan primer. Kemasan yang digunakan untuk distribusi jarak jauh adalah kemasan tersier, yang dapat memuat beberapa kemasan sekunder.
Berikut jenis bahan kemas yang sering dipakai usaha pengolahan makanan, yaitu:
a. Kemasan logam
Kemasan logam(kaleng) adalah kemasan yang paling aman karena kemasan ini dapat melindungi produk dari sinar matahari,uap air,dan oksigen.
b. Kemasan Gelas
Kemasan gelas sifatnya tidak bereaksi dengan bahan yang dikemas ,tahan terhadap produk yang bersifat asam dan basa. Kekurangannya mudah pecah jika terkena benturan dan beratnya cukup berat dibandingkan dengan bahn lainnya seperti logan atau kertas.
c. Kemasan Plastik
Kemasan plastic bersifat ringan,relative mudah,namun masa simpan relative singkat dibandingkan dengan kaleng. Tidak semua jenis plastic dapat digunakan sebagai kemasan makanan dan minuman,ada jenis plastic yang tidak dapat digunakan sebagai kemasan makanan dan minuman karena mengandung zat kimia yang tidak baik untuk kesehatan manusia.
d. Kemasan Kertas
Kemasan kertas dan karton banyak digunakan untuk kotak karton lipat(KKL) dan kotak karton gelombang(KKG) mudah dicetak.
e. Kemasan Fleksibel
Kemasan fleksibel merupakan suatu revolusi dari teknologi pembuatan kemasan,bentuknya fleksibel sesuai sifat produk yang dikandung.
4. Teknik Pengemasan dan Pelabelan
Pengemasan dan pelabelan merupakan tahap akhir dalam proses pengolahan pangan sebelum dipasarkan. Kita pahami terlebih dahulu mengenai pengemasan yang seringkali menjadi salah satu faktor penentu kesuksesan suatu produk.
Kemasan untuk produk makanan mempunyai beberapa persyaratan sebelum diputuskan digunakan untuk mengemas makanan/minuman yang akan kita produksi, di antaranya sebagai berikut:
- Kemasan harus dapat melindungi isi dari pengaruh lingkungan dan saat distribusi. Misalnya kripik akan lembek jika kemasannya tidak dapat menahan H2O yang masuk melalui pori-pori.
- Kemasan harus menjadi media penandaan terhadap barang yang dikemas sehingga pelabelan harus tercetak dengan jelas dan komplit.
- Kemasan harus mudah dibuka dan mudah ditutup kembali serta berdesain atraktif.
- Kemasan harus dapat mempromosikan diri sendiri bila dipajang di etalase toko atau swalayan.
Bahan kemasan akan lebih baik jika ramah lingkungan dan dapat didaur ulang. Selain kualitas kemasan, hal yang harus diperhatikan adalah label dari kemasan produk makanan fungsional tersebut. Delapan hal yang wajib ada pada label harus dicantumkan lengkap.
Setelah kita memahami tentang jenis bahan kemas, teknik pengemasan yang baik, maka yang perlu kita pahami mengenai pelabelan. Pelabelan harus jujur dan informatif. Pelabelan harus mengikuti Peraturan Pemerintah No.69 Tahun 2000 tentang Pelabelan dan Iklan Pangan.
Label dan pelabelan berkaitan dengan tiga fungsi pengemasan, yaitu:
- Fungsi identifikasi
- Fungsi membantu pemjualan produk
- Fungsi pemenuhan peraturan perundang-undang
UU Pangan No.7 Tahun 1996 Pasal 30 Bab IV menyebutkan bahwa,” Setiap orang yang memproduksikan atau memasukan ke dalam wilayah Indonesia,pangan yang dikemas untuk diperdagangkan wajib mencantumkan label pada, didalam dan atau di kemasan pangan.”
Label yang dimaksud memuat sekurangnya hal-hal berikut:
- Nama produk
- Nama dagang
- Komposisi
- Berat/isi bersih
- Nama dan alamat prosedur
- Nomor pendaftaran(PIRT/MD)
- Tanggal/bulan dan tahun kadaluarsa
- Kode produksi
C. Penugasan Mandiri (optional)
Carilah informasi melalui pengamatan , wawancara, maupun dari literature tentang makanan awetan dari bahan hewani yang ada di daerahmu atau daerah di Nusantara. Tulislah data dalam bentuk table seperti contoh dibawah ini
D. Latihan Soal
- Jelaskan tujuan utama dalam awetan pengelolaan bahan baku hewani yang dimodifikasi.!
- Sebutkan cara pengawetan makana hewani!
- Jelaskan tujuan utama dalam pemberian kemasan !
PEMBAHASAN LATIHAN SOAL 2
- Tujuan utama dalam awetan pengelolaan bahan baku hewani yang dimodifikasi yaitu bahann makan lebih tahan lama.
- Sebutkan cara pengawetan makana hewani
- Pendinginan
- Pengasapan
- Pengalengan
- Pengeringan/ pengaraman
- Tujuan utama dalam pemberian kemasan yaitu menjaga agar produk tetap bersih dan awet, mudah dikonsumsi dan mudah didistribusikan
E. Penilaian Diri
Setelah kalian belajar bertahap dan berlanjut melalui kegiatan belajar perencanaan usaha pengolahan makanan awetan bahan baku hewani, berikut diberikan Tabel untuk mengukur diri kalian terhadap materi yang sudah kalian pelajari. Jawablah sejujurnya terkait dengan penguasaan matero pada pembelajaran 1 ini di table berikut :
Jika menjawab “ TIDAK” pada salah satu pertanyaan di atas, maka pejarilah kembali materi tersebut dalam Modul ini dan pelajati ulang kegiatan belajar perencanaan usaha pengelolaan makanan awetan dari bahan hewani yang sekiramya perlu kalian ulang dengan bimbingan guru atau orang tua dan teman sejawat. Jangan putus asa untuk mengulang lagi ! . Dan apabila kalian menjawab “YA “ pada semua pertanyaan maka lanjutkan berikut.